Erikson Manalu
19210627
2ea19
Tugas ke4
Model contingensi ( fiedler )
Teori kepemimpinan adalah teori yang menekankan pada hubungan pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi. Model teori ini di kembangkan oleh fiedler model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang di hadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu yang sulit. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dan tingkat kematangan pengikutnya. Perilaku pengikutnya atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok, pengikut dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Model vroom and yetton
Teori ini menjelaskan tentang model kepemimpinan yang berupaya untuk menggambarkan seberapa banyak partisipasi bawahan yang seharusnya diikuti dalam pengambilan keputusan di sebut juga teori normative, karena mengarah pada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tinggkat partisipasi yang di perbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan di dapat oleh kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimilasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Teori ini juga memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipasif dalam situasi yang berbeda beda. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin dalam berbagai situasi. Model ini ,menunjukkan bahwa tidak ada corak kepemimpinan vrooom and yetton ini merupakan salah satu teori contingency.
Biasanya gaya suportif akan berperilaku sebagai berikut :
1.menyampaikan pujian jika anak buah melakukan pekerjaan dengan baik.
2.tidak menuntut lebih dari kemampuan
3.ramah dan mudah didekati
4.mau melakukan perubahan
5.memperlakukan anak buah sebagai teman sejawat
Model path goal ( jalan – tujuan )
Teori ini menjelaskan bahwa efektifitas seseorang pemimpin di dasarkan atas kemampuanya di dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi para anggota kelompok. Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan, dengan menggunakan rancangan insentif untuk penghargaan dan hukuman bagi mereka yang berhasil atau gagal dalam mencapai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemimpin di wajibkan untuk menggunakan perilaku kepimimpinan yang berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Prilaku pemimpin akan diterima oleh anggota kelompok sejauh mereka menganggap itu sebagai sumber kepuasan langsung atau kepuasan di masa yang yang akan datang.
Contoh Kasus Sony
Sony pada Kamis mengatakan akan mengurangi sekitar 10 ribu pekerjaan dan menghabiskan hampir 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 9,18 triliun) pada restrukturisasi elektronik Jepang dan raksasa hiburan untuk membendung kerugian yang sangat besar.
Pimpinan baru Kazuo Hirai mengatakan pembenahan perusahaan akan menelan biaya 75 miliar yen (sekitar Rp8,49 kuadriliun) tahun fiskal ini, hanya beberapa hari setelah mengalami rekor kerugian tahunan – yang merupakan tahun keempat berturut-turut.
Hirai mengatakan akan membuat unit televisi andalan perusahaan yang menguntungkan dalam waktu dua tahun dengan pemotongan biaya dan meningkatkan citra merek televisi Bravia, sebuah bisnis yang dia sebut sebagai bagian dari make-up Sony.
"Sekarang adalah waktu Sony untuk berubah," kata Hirai, yang menggantikan Howard Stringer asal AS kelahiran Wales awal tahun ini, kepada wartawan di kantor pusat perusahaan di Tokyo Kamis.
"Yang mendesak adalah bahwa kita memperkuat bisnis inti kami sementara membangun kembali bisnis TV kami. Televisi adalah DNA Sony."
Selain PHK, yang mencapai sekitar 6,0 persen dari total angkatan kerja Sony, reformasi termasuk memperluas PlayStation dan bisnis game online, mendorong lebih lanjut ke pasar negara berkembang dan mengincar pasar baru, seperti sektor peralatan medis.
Perusahaan itu mengatakan, pihaknya bertujuan untuk meraih pendapatan 8,5 triliun yen (sekitar Rp 960,5 triliun) tahun 2015.
"Kita harus mempercepat kecepatan manajemen kami, mengubah portofolio bisnis kami, dan berinovasi," kata Hirai.
"Tujuan kami di Sony adalah untuk menjadi perusahaan yang menciptakan produk dan layanan yang merangsang rasa ingin tahu pelanggan di seluruh dunia dan memberikan mereka pengalaman emosional."
Sony memperingatkan awal pekan ini akan mencatat kerugian setahun penuh 520 miliar yen (sekitar Rp 58,72 triliun), lebih dari lima kali prediksi kerugian 90 miliar yen pada bulan November.
Raksasa elektronik Jepang ini telah menderita dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam bisnis televisi mereka saat persaingan yang ketat telah membuat harga jatuh, sedangkan efek dari penguatan yen dan ekonomi global juga memukul penjualan.
Kesimpulan :
Teori kepemimpinan adalah teori yang menekankan pada hubungan pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi. Model teori ini di kembangkan oleh fiedler model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang di hadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu yang sulit. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dan tingkat kematangan pengikutnya. Perilaku pengikutnya atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok, pengikut dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Model vroom and yetton
Teori ini menjelaskan tentang model kepemimpinan yang berupaya untuk menggambarkan seberapa banyak partisipasi bawahan yang seharusnya diikuti dalam pengambilan keputusan di sebut juga teori normative, karena mengarah pada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tinggkat partisipasi yang di perbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan di dapat oleh kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimilasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Teori ini juga memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipasif dalam situasi yang berbeda beda. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin dalam berbagai situasi. Model ini ,menunjukkan bahwa tidak ada corak kepemimpinan vrooom and yetton ini merupakan salah satu teori contingency.
Biasanya gaya suportif akan berperilaku sebagai berikut :
1.menyampaikan pujian jika anak buah melakukan pekerjaan dengan baik.
2.tidak menuntut lebih dari kemampuan
3.ramah dan mudah didekati
4.mau melakukan perubahan
5.memperlakukan anak buah sebagai teman sejawat
Model path goal ( jalan – tujuan )
Teori ini menjelaskan bahwa efektifitas seseorang pemimpin di dasarkan atas kemampuanya di dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi para anggota kelompok. Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan, dengan menggunakan rancangan insentif untuk penghargaan dan hukuman bagi mereka yang berhasil atau gagal dalam mencapai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemimpin di wajibkan untuk menggunakan perilaku kepimimpinan yang berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Prilaku pemimpin akan diterima oleh anggota kelompok sejauh mereka menganggap itu sebagai sumber kepuasan langsung atau kepuasan di masa yang yang akan datang.
Contoh Kasus Sony
Sony pada Kamis mengatakan akan mengurangi sekitar 10 ribu pekerjaan dan menghabiskan hampir 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 9,18 triliun) pada restrukturisasi elektronik Jepang dan raksasa hiburan untuk membendung kerugian yang sangat besar.
Pimpinan baru Kazuo Hirai mengatakan pembenahan perusahaan akan menelan biaya 75 miliar yen (sekitar Rp8,49 kuadriliun) tahun fiskal ini, hanya beberapa hari setelah mengalami rekor kerugian tahunan – yang merupakan tahun keempat berturut-turut.
Hirai mengatakan akan membuat unit televisi andalan perusahaan yang menguntungkan dalam waktu dua tahun dengan pemotongan biaya dan meningkatkan citra merek televisi Bravia, sebuah bisnis yang dia sebut sebagai bagian dari make-up Sony.
"Sekarang adalah waktu Sony untuk berubah," kata Hirai, yang menggantikan Howard Stringer asal AS kelahiran Wales awal tahun ini, kepada wartawan di kantor pusat perusahaan di Tokyo Kamis.
"Yang mendesak adalah bahwa kita memperkuat bisnis inti kami sementara membangun kembali bisnis TV kami. Televisi adalah DNA Sony."
Selain PHK, yang mencapai sekitar 6,0 persen dari total angkatan kerja Sony, reformasi termasuk memperluas PlayStation dan bisnis game online, mendorong lebih lanjut ke pasar negara berkembang dan mengincar pasar baru, seperti sektor peralatan medis.
Perusahaan itu mengatakan, pihaknya bertujuan untuk meraih pendapatan 8,5 triliun yen (sekitar Rp 960,5 triliun) tahun 2015.
"Kita harus mempercepat kecepatan manajemen kami, mengubah portofolio bisnis kami, dan berinovasi," kata Hirai.
"Tujuan kami di Sony adalah untuk menjadi perusahaan yang menciptakan produk dan layanan yang merangsang rasa ingin tahu pelanggan di seluruh dunia dan memberikan mereka pengalaman emosional."
Sony memperingatkan awal pekan ini akan mencatat kerugian setahun penuh 520 miliar yen (sekitar Rp 58,72 triliun), lebih dari lima kali prediksi kerugian 90 miliar yen pada bulan November.
Raksasa elektronik Jepang ini telah menderita dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam bisnis televisi mereka saat persaingan yang ketat telah membuat harga jatuh, sedangkan efek dari penguatan yen dan ekonomi global juga memukul penjualan.
Kesimpulan :
Dari contoh kasus diatas model teori yang paling pas adalah Teori Model Contingensi ( fiedler ), karena menekankan pada hubungan pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana
pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi.